Circle Gallery

@wahyubagus

Minggu, 15 November 2015

UJIAN ONLINE DAN MANFAATNYA

 UJIAN ONLINE LEBIH MUDAH DAN LEBIH BANYAK MANFAAT

 

Siswa SMA dan SMK yang akan mengikuti Ujian Nasional (Unas) 20015 harus mempersiapkan diri. Sebab, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberlakukan teknis Ujian baru, yaitu pengerjaan soal secara online. Namun, Tidak semua siswa harus mengikuti Ujian Online, tetapi hanya 500 ribu siswa. Yanglain tetap mengerjakan Unas dengan menggunakan lembar jawaban kertas.
Menurut Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Kapuspendik) Kemendikbud Nizam, ujian secara Online itu diberi nama Computer Based Test (CBT). Program Ujian Online tersebut sudah digagas beberapa tahun terakhir. Terlepas dari rencana Kemendikbud terkini yang akan mengubah nama Unas menjadi Evaluasi Nasional (ENAS), tes secara Online itu akan tetap dijalankan.
“Pelaksanaan Ujian Online pada 2015 masih bersifat Piloting (Percontohan, Red),”  karena itu, belum semua siswa SMA dan SMK mengikuti Unas dengan sistem Online.
Guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta itu merinci, 500 ribu siswa yang akan mengikuti Unas Online tersebut terdiri atas 50 ribu hingga 100 ribu siswa SMA serta 400 ribu siswa SMK. Untuk jenjang SMP dan di bawahnya, belum ada pembahasan.
Saat ini siswa umumnya sudah tidak asng lagi dengan perangkat Komputer. Karena itu, kemendikbud me,perkirakan tidak ada kendala teknis dalam penerapan Unas Online.
Meski demikian, ujian secara online tersebut belum bisa diterapkan untuk semua siswa. Karena itu, Kemendikbud masih akan membuka lelang pengadaan logistik Unas 2015. Sebab, siswa yang tidak menjadi sasaran piloting ujian secara online tetap mengerjakan soal ujian berbasis kertas. Nizam memperkirakan, anggaran Unas 2015 lebih rendah daripada tahun-tahun sebelumnya. Sebab, sebagian peserta tidak menggunakan kertas ujian lagi.
’’Sampai sekarang belum ada keputusan dari Pak Menteri (Mendikbud Anies Baswedan, Red). Yang saya tahu (perubahan unas menjadi enas, Red) masih dibicarakan,’’ ungkapnya.
Ketika nama ujian tahunan itu berubah, Nizam menegaskan bahwa Mendikbud pasti akan mengeluarkan surat keputusan resmi. Rencananya, Kemendikbud mengumpulkan panitia Unas 2015 tingkat provinsi Senin (29/12). Mereka terdiri atas unsur dinas pendidikan provinsi dan perguruan tinggi negeri (PTN). Kabarnya, dalam pertemuan itu, akan dibahas wujud baru Unas 2015.
Pertemuan yang bakal dipimpin langsung oleh Mendikbud tersebut juga akan memastikan pembentukan kepanitiaan unas tingkat provinsi. Kemudian, sosialisasi lelang logistik, pembagian tugas serta tanggung jawab panitia pusat dan daerah, hingga penetapan jadwal pelaksanaan unas. ’’Akan dibahas pula aspek teknis seperti monitoring ujian dan pengamanannya,
 

   Berikut manfaat yang didapat dengan sistem ujian nasional Online:

1.    Hemat Waktu   
                                    

 Menurut Anies, pola UN Online memang efektif dalam penghemat waktu. Jika selama ini sekali penyelesaian soal, siswa membutuhkan waktu selama dua jam. Maka dengan online, penyelesaian cukup memutuhkan waktu 1,5 jam. Dengan UN Online, siswa tak perlu menanti pembagian soal, pengisian lembar komputer yang merepotkan dengan pensil khusus dan lain sebagainya.

2.    Pengurangan Kertas
Tahun ini, pemerintah akan mencetak setidaknya 35 juta lembar naskah untuk penyelenggara UN di tingkat SMA dan SMP sederajat di indonesia. Setidaknya, saat ini dengan 585 sekolah se Indonesia yang menjadi peserta uji coba UN online, maka penggunaan kertas sudah bisa dihemat. Jumlah ini akan lebih banyak lagi, bila seluruh sekolah mulai menerapkannya.

3.    Menekan praktik calo

Sistem UN Online juga diyakini akan menekan praktik percaloan soal seperti yang selau terjadi selama beberapa tahun kebelakang. “ Praktek calo bisa ditekan. Jadi peluang orang untuk membocorkan soal bisa diminimalisir,” kata anies
 

4.     Tekan Risiko Kesalahan
Soal berbasis komputer, juga dipastikan akan memudahkan saat adanya kemungkinan kesalahan soal. Perubahan pun bisa dilakukan dengan gampang dan cepat. "UN online juga bisa mengantisipasi kebocoran soal. Misalnya, sebelum ujian diketahui ada kebocoran, maka tinggal kita ganti dengan soal lain," ujar Anies.

5.     Uji Kejujuran
Menurut Anies, pola soal berbasis komputer juga sangat membantu melihat kejujuran dari seorang siswa. Sehingga, dapat diukur dengan baik tingkat kemampuan siswa. Bukan seperti pola UN yang menggunakan kertas. Peluang kecurangan sangat besar. Sehingga tingkat kejujuran siswa juga sulit diukur dengan murni. "Tingkat kejujuran siswa dalam menjalankan ujian pun juga bisa diuji," ujar Anies.
 

6.     Hemat Anggaran Negara
Sistem UN online, diklaim mampu menghemat anggaran negara hingga 50 persen. Penghematan ini didapat dari penghilangan biaya pencetakan naskah soal dan lembar jawaban hingga biaya pengawasan distribusi.  Karena semua serba digital, maka ongkos penyelenggaraan UN pun dapat dipangkas sedemikian rupa.

"Mau tidak mau kita memasuki dunia digital, kita akan lebih memanfaatkan digital ke depannya," ujar Anies.

7.     Soal Lebih Mudah Dikerjakan
“Awalnya saya sedikit bingung, tapi lama-lama jadi terbiasa. Jadinya asik, karena UN dengan komputer ini lebih ringan tidak perlu menghitamkan buletan lagi yang sangat menyita waktu.”

0 komentar:

Posting Komentar